Kemampuan Bahasa Bayi: Mainan Tradisional vs Mainan Elektronik

17 February 2016 - Kategori Blog

Seorang profesor di Arizona University telah mengamati aktifitas beberapa orangtua yang sedang bermain dengan bayi mereka, yang berusia 10-16 bulan. Beberapa mainan digunakan dalam penelitian ini, seperti:

– mainan elektronik
– mainan tradisional, seperti balok, boneka, dll
– buku atau flashcard

Salah satu penemuan yang menarik:

Intensitas percakapan antara orangtua dan bayinya berkurang ketika si bayi bermain dengan mainan elektronik. Para orangtua ternyata kurang merespon terhadap bayinya, serta jarang menggunakan kalimat lengkap ketika menanggapi.

Kenapa ini merupakan hal yang penting?

Kemampuan berbahasa anak sangat dipengaruhi oleh seberapa sering ia mendengar orangtuanya berbicara kepadanya. Semakin sering si kecil terlibat dalam percakapan dengan orang di sekitarnya -terutama ayah dan ibunya- maka semakin cepat kemampuan berbahasanya meningkat.

bayi dan flashcardNah, kecenderungan dengan mainan tradisional justru kebalikannya. Dengan permainan tradisional, sebut saja buku atau flashcard… Pada kegiatan membaca buku atau flashcard, maka orangtua berbagi informasi dengan bayinya. Mereka berbagi informasi seputar nama binatang (bahkan disertai dengan penjelasan panjang lebar mengenai setiap binatang), kemudian berbagi informasi seputar warna dan bentuk, misalnya… serta banyak lagi.

Bahkan, semakin variatif buku atau flashcard yang digunakan, maka semakin banyak informasi yang diberikan orangtua kepada bayinya.

Begitu pula ketika anak bermain menggunakan sarana edukatif non-elektronik, seperti puzzle, balok susun, kulintang, maze dan sebagainya, maka orangtua akan berinteraksi lebih banyak dengan si kecil, sehingga ini dapat berpengaruh juga terhadap kemampuan berbahasa anak.

Lalu, bagaimana dengan berbagai macam mainan elektronik yang memang sangat digemari oleh orangtua, dengan alasan, anaknya jadi ‘anteng’ alias tidak rewel, sehingga sang ibu bisa mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga lainnya?
ah, menurut para ahli pendidikan bayi dan anak, fakta ini bukan memerintahkan Anda untuk membuang seluruh mainan elektronik si kecil, namun setidaknya setelah mengetahuinya, Anda harus mulai merubah cara pandang.Mainan elektronik sebaiknya tidak Anda golongkan sebagai sarana pendidikan untuk bayi dan anak Anda, namun lebih sebagai sarana hiburan saja.

Perlu diingat, bermain bagi anak, bukan sekedar untuk mengembangkan kemampuan fisiknya saja, namun juga kemampuan sosial, bahasa, dan sebagainya.

Nah, salah satu permainan tradisional yang jarang dilirik adalah permainan peran. Bermain peran sangat baik untuk merangsang kemampuan imajinasi dan sosial anak. Sarana yang paling umum digunakan untuk jenis permainan ini adalah boneka.

 
Chat via Whatsapp