Permasalahan Pada Anak Usia Dini Dan Solusinya

14 September 2019 - Kategori Blog

Permasalahan anak usia dini yang paling umum adalah bertambahnya kosa kata anak yang menjurus negatif bahkan ke pornografi, hal ini membuat orang tua menjadi risau, kenapa masih kecil sudah mengenal hal-hal seperti ini ?

Selain permasalahan di atas ada juga permasalahan anak usia dini yang perlu anda ketahui, seperti :

  1. Hiper aktif

Menurut pakar, anak yang hiper aktif adalah anak yang sulit diam ingin melakukan sesuatu yang dia inginkan, anak hiperaktif bisa dilihat pada saat anak melakukan sesuatu’  kelihatannya anak sudah mulai capek dan mengeluarkan keringat yang banyak tetapi anak tersebut masih tidak mau diam, selain itu anak hiper aktif mudah terganggu dengan rangsangan di sekitarnya atau sulit untuk fokus.

  1. Agresif

Pernah kah anda melihat anak yang suka memukul orang tuanya sendiri ? sifat agresif ini bisa berujung kepada pemukulan terhadap temannya bahkan bisa menimbulkan permusuhan. Adapun penyebabnya yang paling umum adalah pola asuh anak yang salah, meniru-niru film yang di tontonnya dan bisa juga akibat dari omongan dari orang tuanya yang menyebut “anak nakal”.

  1. Pemalu

Biasanya sifat malu itu milik perempuan namun di masa kecil anak laki-laki pun bisa jadi pemalu, menurut pakar anak sifat pemalu yang timbul akibat dari penilaian negatif terhadap dirinya, penyebab anak pemalu karena pengaruh orang tua anak yang melarang berteman dengan orang yang tidak levelnya sehingga menyebabkan anak tidak mudah bergaul dengan temen-teman lainnya.

Pada anak usia dini adalah masa emasnya, di usia ini pula dia mudah belajar dan cepat menyerap sesuatu, dari permasalahan anak usia dini di atas harapan sebagai orang tua anaknya mempelajari hal-hal yang baik-baik saja dan menjadi anak baik.

Baca juga : kekerasan pada anak yang sering terjadi

Insya Allah dengan tips berikut ini menjadi solusi/pencerahan dari permasalahan anak usia dini yang di alami orang tua.

  1. Jalin hubungan harmonis antara orang tua dan pendidik.
    Sejatinya, yang utama mendidik anak adalah orang tuanya sendiri karena ialah yang kelak bertanggung jawab di sisi Allah tentang anak-anaknya. Ketika anak bermasalah di sekolah, para guru selayaknya mengomunikasikan dengan orang tua anak secara bijak. Hindari prasangka buruk seperti ungkapan, “Di rumah dididik tidak?” “Kok, anak itu bandel dan usil?.”Sebaliknya orang tua tidak serta merta menyalahkan sekolah dengan komentar, “Di sekolah diajar apa sih, kok anak ini nakal.” Komunikasi dua arah yang bagus akan membuat orang tua dan sekolah legowo sehingga bisa dicari solusinya.
  2. Pahami karakter anak-anak.
    Anak adalah peniru yang ulung. Bisa jadi, sikap atau perilaku negatifnya karena meniru perilaku temannya. Baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal, seorang anak yang lemah secara kepribadian mudah mendapat tekanan teman sebaya. Orangtua maupun pendidik hendaknya memahami bahwa setiap anak punya keunikan dan keistimewaan. Perlakuan yang berbeda dengan memahami karakter ataupun kepribadian anak akan membantu meredakan konflik di antara mereka.
  3. Tanamkan nilai agama dan moral di rumah.
    Rumah atau keluarga adalah tempat penanaman nilai agama dan moral yang pertama. Ketika di keluarga penanamannya kuat dan mengakar, insya Allahanak tidak akan mudah terpengaruh nilai-nilai negatif yang diterimanya. Orangtua perlu mengajarkan pertahanan diri pada anak agar ia konsisten pada kebenaran. Ajarkan pula percaya diri pada anak agar ia bersikap realistis dan mencoba menyelesaikan konflik dalam pengawasan orangtua atau pendidik.
  4. Carikan teman yang shalih.
    Lingkungan yang kondusif dan teman yang shalih akan membantu anak untuk mencontohnya dan mewarnai karakter anak tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian” (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami hadits no. 3545).
  1. Jadilah orang tua sholeh yang mendoakan anak-anaknya.
    Problematika yang dihadapi anak perlu disikapi dengan arif, hindari saling mencari kambing hitam. Dan anak adalah ujian ketika ia sering membuat masalah, maka saatnya koreksi diri dan terus berbenah dengan menjadi hamba yang bertaqwa. Optimis dan selalu minta pertolongan Allah, insya Allahhati menjadi lapang dan terus mencari jalan keluar yang terbaik. Allah akan menilai proses bukan hasilnya. Selebihnya bertawakal pada Allah.
    Wallahu a’lam.

Mudah-mudahan solusi di atas bisa jadi pencerahan untuk orang tua yang anaknya bermasalah di usia dini. Mendidik anak yang bermasalah atau pun tidak perlu perhatian lebih dan kesabaran, jagalah lisan dan sikap kita, tunjukkan akhlak yang baik sesuai  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.

 
Chat via Whatsapp